Last updated on 22 Mei, 2023
Kali ini kita beberkan 10 mitos dan fakta seputar oli mesin agar Kawan Autos tidak berdebat lagi apakah yang ini benar atau yang itu salah.
Bogor, Autos.id – Melakukan perawatan mesin kendaraan satu diantaranya dengan memperhatikan oli mesin. Namun nyatanya, masih banyak juga pemilik motor atau mobil yang salah paham tentang oli mesin.
Beberapa pengguna kendaraan kadang berdebat tentang rentang penggantian oli mesin. Sementara ada juga pihak yang beradu pendapat tentang pemakaian oli synthetic atau non synthetic. Nah kali ini, Autos.id akan bahas sedikit beberapa mitos dan fakta seputar oli mesin.
“Beberapa pengguna kendaraan kadang berdebat tentang rentang penggantian oli mesin. Sementara ada juga pihak yang beradu pendapat tentang pemakaian oli synthetic atau non synthetic”
Sering Kena Macet Harus Lebih Sering Ganti Oli
Mitos dan fakta seputar oli mesin yang pertama adalah tentang seberapa sering kita mengganti oli jika rute yang kita lalu kerap kali menjumpai kemacetan. “Mitos ini salah,” ujar Agung Prabowo, Technical Specialist PT Pertamina Lubricant.
Ditemui dalam acara Obrolan Ringan Otomotif Mitos & Fakta, Seputar BBM & Pelumas di Bogor, Senin (26/03/2018) lalu, Agung membeberkan kalau penggantian oli harus mengacu pada umur pemakaian. “Di dunia maintenace itu disebut Operating Statistic, yang isinya pengukuran terhadap jam kerja, odometer, hari, serta bulan,” kata dia. Jadi bukan sering kena macet maka harus sering ganti oli.
Baca juga: Alasan Kenapa Sebaiknya Jangan Irit Oli Mesin Pada Mobil
Ganti Merek Oli Bikin Mesin Rusak
“Bisa benar bisa salah,” ucap Agung. Mitor ini benar jika berganti-ganti merek oli karena tiap oli punya formulasi dan senyawa yang berbeda. Pencampuran antar senyawa yang berbeda inilah yang dapat menimnbulkan endapan buruk pada performa mesin kendaraan.
Fakta ini bisa salah ketika mengganti oli dengan merek berbeda tapi dengan memperhatikan spesifikasinya yang sama. “Misalnya sama-sama SAE-nya, maka tidak masalah,” kata Agung. Selain itu, sebaiknya saat melakukan ganti merek oli, dilakukan flashing, atau menguras oli di ruang mesin. Sehingga sisa-sisa oli yang lama bisa terbuang dan diganti oli merek baru.
Warna Oli Pekat Saatnya Ganti Oli
Mitos dan fakta seputar oli mesin selanjutnya adalah kebanyakan pemilik motor atau mobil menjadikan perubahan warna oli sebagai indikator waktu penggantian oli. Faktanya, ini mitos yang keliru.
“Karena warna yang pekat itu justru wajar. Itu bukti oli membawa partikel-partikel kecil yang bersifat korosif untuk dibuang dan tidak menjadi endapan di mesin,” ucap Agung. Karena sejatinya oli yang baik bersifat detergen untuk membersihkan ruang mesin.
Baca juga: Oli Mobil Bolehkah Dipakai Di Motor? Ini Faktanya!
Ganti Oli Tiap 3.000 Km
Mitos ini dijelaskan Agung adalah hal yang keliru. Karena setiap kendaraan memiliki rentang penggantian oli yang bervariasi sesuai spesifikasi dari pabrikan. “Mungkin ada yang merekomendasikan tiap 3.000 km, ada yang tiap 7.000 km, ada yang 10.000 km. Ini semua tertera di buku pedoman yang didapat sata beli kendaraan tersbeut,” kata Agung.
Wajib Ganti Oli Kalau Mau Perjalanan Jauh
“Tergantung situasi. Kalau ketika dicek kondisi olinya memang sudah harus diganti, maka wajib diganti. Kalau belum saatnya diganti tidka usah,” ucap pria ramah itu.
Yang diwajibkan, kata Agung, adalah melakukan pengecekan oli mesin saat akan melakukan perjalanan jauh. Cek kondisi oli ketika mesin masih dalam keadaan dingin. “Kalau perlu, cek oli dilakukan sepekan sekali atau bahkan tiga hari sekali, jangan kalau mau jalan jauh saja baru di cek,” kata dia.
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Oli Pada Mobil
Kalau Sudah Pakai Oli Sintetis Harus Terus Pakai Sintetik
Mitos dan fakta seputar oli mesin terbaru ini dinyatakan salah total. Menurut Agung, yang perlu diperhatikan adalah spesifiksi dari oli tersebut yang harus sesuai dengan rekomendasi pada buku pedoman kendaraan. “Kalau oli konvensional performanya sama dengan oli synthetic kenapa tidak ganti, apalagi kalau pabrikan tidak merekomendasikan oli sintetik,” kata dia.
Oli Sintetik Bikin Mesin Bocor
Inilah mitos jaman old yang sudah tak berlaku lagi saat ini. Ketika pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an, oli synthetic menyebabkan segel mesin menyusut. Inilah yang kemudian menimbulkan kebocoran oli di ruang mesin. Namun setelah 30 tahun, teknologi oli berubah, dan oli sintetis sudah aman untuk ruang mesin.
Baca juga: Mitos Goyangkan Mobil Saat Isi BBM, Apa Dampaknya?
Gak Usah Ganti Filter Setiap Ganti Oli
Salah. Mitos dan fakta seputar oli mesin kali ini diakui Agung banyak yang keliru. Yang benar adalah setiap melakukan penggantian oli, maka wajib mengganti juga filter oli. “Jangan sampai oli 3 liter rusah performanya oli oli beberapa mili liter saja yang terendap di filter oli akibat filter tidak diganti,” tegas dia.
Oli Mesin Diesel Bisa Dipakai ke Mesin Bensin
Salah. Oli mesin diesel jika digunakan untuk mesin bensin maka akan membuat meisn cepat aus. karena oli mesin diesel memiliki titik didih yang terlalu tinggi untuk meisn bensin. Sehingga bukan cuma membersihkan ruang mesin, namun menggerus dinding-dinding meisn dan piston.
Sementara kalau oli mesin diesel dapat digunakan ke kendaraan dengan masin bensin. Namun usia pakainya tidak akan lama mengingat oli mesin bensin titik didihnya kurang tinggi untuk mesin diesel.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Matikan AC Mobil saat Macet Bisa Bikin BBM Lebih Hemat?
Makin Encer Oli Makin Bagus
Oli saat ini kebanyakan lebih encer dari oli jaman dulu. Hal itu kata Agung mengikuti kualitas bahan bakar yang juga semakin baik. “Oli makin encer karena kualitas bahan bakar kualitasnya makin bagus, sehingga tidak butuh adiktif yang terlalu banyak,” tutup Agung.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.