Agar mobil listrik menjadi lebih murah, pemerintah pusat harus memiliki kebijakan khusus yg menyangkut kemudahan agar proses produksinya bisa menjadi lebih murah
Jakarta, Autos.id – Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang keberadaan mobil listrik di Indonesia banyak ditanggapi oleh beberapa pihak terutama dengan Agen Pemegang Merek (APM) dan juga instansi-instansi terkait. Di antaranya dengan menggelar perhelatan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) di Jakarta baru-baru ini.
Berbagai mobil, motor dan komponen-komponen listrik yang menjadi penunjang juga turut dipamerkan IEMS yang merupakan pameran mobil listrik pertama di Indonesia.
Kebijakan akan regulasi mobil listrik juga perlu diputuskan yang diharapkan dapat menguntungkan dan tidak membebani masyarakat, khususnya masyarakat Jakarta. Seperti yang ditegaskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang mengunjungi pameran IEMS 2019 tersebut tadi malam (Kamis, 5/8) di Balai Kartini.
Menurutnya, saat ini pemerintah DKI juga telah menyusun regulasi secara lengkap untuk memberikan kebebasan buat mobil listrik yang tidak terkena peraturan ganjil genap. “Masih ada lagi kebijakan-kebijakan yang sedang kita godok untuk menguntungkan para pengguna mobil listrik,” imbuh Anies.
Anies juga berharap, semua masyarakat Jakarta dapat beralih dari mobil konvensional ke kendaraan listrik. Namun dengan catatan, harga mobil listrik tidak terlalu mahal dibandingkan mobil konvensional. “Percuma saja bila harga mobil listrik jauh lebih mahal dari mobil berbahan bakar BBM, karena ini ini bisa menjadi pemborosan bagi pemerintah Jakarta,” tukas Anies.
“Akan menjadi keuntungan juga bagi produsen mobil listrik yang menawarkan produk listriknya dengan harga lebih murah. Karena pemerintah bisa menciptakan sistem demand dengan melakukan pemesanan kendaraan listrik yang dapat digunakan untuk kendaraan dinas ataupun operasional,” papar Anies.
Agar mobil listrik menjadi lebih murah, pemerintah pusat harus memiliki kebijakan khusus yg menyangkut kemudahan agar proses produksi mobil listrik agar bisa menjadi lebih murah.
“Karena itu, harus dipersiapkan kebijakan perangkat yang lengkap, pasti nanti kita akan memberikan insentif yang baik, hingga nantinya berpindah dari BBM ke listrik itu menguntungkan. Kalau perpindahan ini menimbulkan kerugian, buat apa masyarakat berpindah ke mobil listrik?” pungkas Anies.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.