Last updated on 14 Februari, 2022
Pemberlakuan PPnBM dirasakan cukup mendongkrak penjualan otomotif khususnya roda empat setelah sempat mengalami penurunan drastis akibat pandemi
Jakarta, Autos.id – Seiring dengan mulai pulihnya aktivitas ekonomi domestik, iklim dunia usaha pun ikut berangsur pulih, terutama setelah adanya relaksasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah pada triwulan keempat tahun 2021.
Penjualan wholesale mobil baru dan sepeda motor baru domestik berhasil meningkat signifikan masing-masing sebesar 67% y/y dan 38% y/y menjadi 887 ribu unit dan 5,1 juta unit.
Untuk tahun 2022, keputusan Pemerintah baru-baru ini untuk memperpanjang potongan Pajak atas Barang Mewah (PPNBM) dengan kebijakan potongan pajak yang berbeda setiap kuartal nya untuk mobil kategori mobil murah ramah lingkungan (low-cost green car / LCGC) yang harganya berada di bawah Rp200 juta dan mobil dengan harga jual antara Rp 200 juta sampai dengan Rp 250 juta hingga akhir tahun 2022. Hal ini diperkirakan dapat mendorong penjualan otomotif, terutama di kategori LCGC,” ungkap Hafid Hadeli, Direktur Utama PT Adira Finance di Jakarta baru-baru ini.
Menurut Hafird, subsidi PPnBM sangat membantu lagi terutama pembiayaan mobil, dengan peningkatan ini roda industry kembali bergerak kembali. Bahkan sekarang yang terjadi demand lebih banyak daripada supply. Dan berhasil meningkatkan penjualan otomotif dan optimis tumbuh kembali di tahun 2022. “Karena itu kami targetkan pada tahun 2022 ini, proyeksi pembiayaan target naik 25 persen di tahun 2022 dari tahun 2021 khususnya pada pembiayaan mobil baru,” lanjut Hafid.
Sejalan dengan pertumbuhan penjualan industry otomotif di tahun 2021, Adira Finance mencatatkan pembiayaan baru sebesar Rp25,9 triliun, naik 39% y/y jika dibandingkan dengan tahun lalu. Seluruh segmen mengalami kenaikan terutama pada segmen mobil baru, mobil bekas dan sepeda motor baru.
“Pada tahun 2021 lalu, kami juga telah memberikan restrukturisasi kepada nasabah yang terdampak oleh krisis ekonomi akibat adanya pandemi Covid-19. Per posisi Desember 2021, jumlah kumulatif nasabah yang pinjamannya telah direstrukturisasi ada sebanyak Rp19 trillion, sementara akun yang masih dalam periode penundaan pembayaran angsuran hanya sebesar Rp 34 miliar,” pungkasnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.