Last updated on 14 Desember, 2018
Sepanjang MotoGP 2018 lalu, Valentino Rossi kerap mengeluhkan soal kinerja sistem elektronik motor Yamaha yang membuatnya jadi sulit menang. Setelah musim 2018 selesai, akhirnya terkuak juga seperti apa kinerja dari sistem elektronik motor Yamaha.
Autos.id – Berakhirnya MotoGP 2018 juga memperlihatkan kalau keluhan Valentino Rossi tentang motornya memang mempunyai dasar yang kuat. Karena sepanjang musim kemarin, pembalap berjuluk The Doctor ini tak pernah sekalipun memenangi balap.
Sejak awal musim 2018, Valentino Rossi memang sudah mengeluhkan kinerja sistem elektronik (ECU) pada motornya yang dinilai tidak maksimal, yang mana itu berpengaruh langsung terhadap performa motornya yang ikut menurun.
Kondisi seperti ini praktis membuat Valentino Rossi jadi merasa frustasi, karena ia dan Yamaha jadi mendapat kesulitan dalam persaingan perburuan gelar juara dunia.
Merasa frustasi dengan kondisi tunggangannya, Rossi bahkan sempat meminta Yamaha untuk mendatangkan insinyur elektronik yang memiliki pengalaman soal ECU, yakni Magneti Marelli.
Namun setelah ditelisik, ternyata yang selama ini dikeluhkan oleh Valentino Rossi dan juga Maverick Viñales lebih kepada traction control (kontrol traksi). Keduanya selalu mengeluhkan ban belakang yang cepat aus. Pengausan tersebut dikarenakan ban belakang selalu mengalami spin ketika melakukan akselerasi di exit corner.
Sedikit penjelasan tentang traction control, ini sistem atau fitur yang mengatur agar tidak terjadi spin di roda belakang. Fitur inilah yang membuat motor MotoGP sekarang jadi susah mengalami kecelakaan frontal.
Adanya Spin di roda belakang menandakan bahwa tenaga yang dikeluarkan mesin terlalu besar dan tidak efisien. Di sinilah traction control berfungsi untuk memerintahkan ECU buat mengeluarkan tenaga mesin yang pas agar tidak terjadi spin berlebihan.
Dari mana sistem tahu kalau ban belakang mengalami spin atau berputar berlebihan? Kebanyakan motor mengambil data putaran ban belakang melalui sensor yang diletakkan di swingarm untuk memonitor putaran roda belakang.
Selain itu, ada juga sensor yang membaca putaran roda depan. Dengan adanya dua sensor ini, ECU akan membandingkan jika putaran ban belakang tidak sesuai dengan roda depan.
Jika terjadi spin, ECU akan memerintah mesin mengurangi tenaga dengan banyak metode yang bisa digunakan. Dengan adanya fitur traction control, sudah pasti motor akan lebih aman ketika melewati jalan yang licin.
Dengan begitu, motor juga bakal lebih mudah dikendarai karena tenaga yang dikeluarkan bisa menyesuaikan kebutuhan alias tidak melonjak tinggi. Traction control juga bisa bikin motor lebih efisien dan cepat dalam kondisi tertentu dan lebih menghemat ban karena mencegah terjadinya spin yang sangat mengkikis ban.
Baca juga: Valentino Rossi Tak Sepenuhnya Yakin dengan Mesin Baru Yamaha
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.