Osamu Suzuki sebagai orang nomor satu di Suzuki Motors Corp harus turun dari jabatannya karena dinilai bertanggung jawab atas skandal konsumsi bahan bakar beberapa model Suzuki.
Tokyo, Autos.id – Masalah konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang yang menerpa beberapa raksasa produsen otomotif di dunia terus merambat dan kembali memakan korban. Setelah Mitsubishi, kali ini giliran Suzuki Motors Corp yang dikabarkan mulai tersentuh kasus ini. Hal tersebut bahkan membuat salah satu petinggi Suzuki memundurkan diri.
Adalah Osamu Suzuki, CEO Suzuki Motors Corp yang mundur dari jabatannya setelah Suzuki menggelar konfrensi pers yang membahas perbedaan dalam peringkat ekonomi bahan bakar, yang disinyalir akan berujung pada kecurangan emisi gas buang.
Dilansir Autoevolution, Jumat (9/6/2016) Dewan Direksi Suzuki Motors Corp memastikan kemunduran orang nomor satu di Suzuki ini untuk sebuah perubahan dalam jajaran direksi perusahaan yang bertujuan memperjelas tanggung jawab dan manajemen terhadap perilaku yang tidak tepat dalam penerapan kebijakan Suzuki.
“Dewan Direksi Suzuki Motors Corp memastikan kemunduran orang nomor satu di Suzuki ini untuk sebuah perubahan dalam jajaran direksi perusahaan yang bertujuan memperjelas tanggung jawab dan manajemen”
Kebijakan direksi Suzuki ini bertujuan memberikan jalan keluar baru untuk penyesuaian kebijakan Suzuki atas peraturan emisi kendaraan yang digariskan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang. Untuk pejabat tinggi Suzuki yang mundur, kompensasi dari perusahaan akan mengalami penurunan 40 dan 30 persen dari kompensasi bulanan mereka selama enam bulan.
Untuk diketahui Osamu Suzuki bergabung dengan Suzuki pada tahun 1958. Ia menjadi CEO Suzuki pada tahun 1978 dan merupakan arsitek yang membuat Suzuki berkembang pesat. Salah satu puncak karirnya adalah kemitraan dengan pemerintah India dengan menciptakan Maruti Suzuki. Dia pula yang berhasil memiliki pangsa pasar 47 persen dari pasar mobil penumpang India.
Namun kemudian Osamu terjungkal karena dikabarkan ada 14-16 model kendaraan produksi Suzuki dengan jumlah produksi mencapai 2,1 juta unit yang menjalani tes konsumsi bahan bakar menggunakan metode yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku di Jepang. Sebanyak 12 model di antaranya dipasarkan menggunakan merek lain.
Suzuki mengungkapkan bahwa pihaknya menggunakan data kompilasi hasil pengujian indoor. Suzuki tidak menggunakan sistem coasting test yang merupakan pengujian standar yang berlaku di Jepang. Coasting test mengharuskan kendaraan dilajukan pada kecepatan tertentu di trek lurus, lalu pedal gas dilepas tanpa direm sampai kendaraan berhenti sendiri.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.