Kia Seltos dipasarkan di Indonesia dengan mengandalkan Dual Clutch Transmission.
Autos.id – Kia Seltos telah diperkenalkan di Indonesia dengan mesin 1.400 cc turbo. Tenaga yang dihasilkan dari mesin tersebut kemudian ditransfer melalui transmisi dual clutch transmission (DCT) tujuh percepatan.
Perlu dicatat bahwa transmisi kopling ganda ini berbeda dari transmisi otomatis konvensional atau transmisi variabel kontinu (CVT). Meskipun demikian, DCT bukanlah jenis transmisi baru, karena beberapa merek mobil Eropa dan Amerika Serikat telah menggunakannya sejak lama.
Akan tetapi, beberapa mobil dengan transmisi DCT yang sebelumnya telah diluncurkan di Indonesia diketahui mengalami masalah. Masalah yang paling umum adalah terkait suhu yang cenderung cepat panas akibat penggunaan dan kondisi iklim di Indonesia.
Pihak KIA pun memberikan tanggapan mengenai isu tersebut, dimana mereka menjelaskan bahwa DCT memiliki cara kerja yang berbeda karena masih menggunakan kopling. Menurut pihak KIA, masalah panas pada transmisi kopling ganda yang sering terjadi sebelumnya disebabkan oleh minimnya edukasi dan cara pemakaian yang salah.
Hal itu dapat dijelaskan bahwa masalah yang dimaksud memang terjadi sebelumnya, tetapi disebabkan oleh kurangnya pemahaman konsumen tentang teknologi dan cara penggunaannya. Ketika digunakan di jalan menanjak yang curam atau dengan kebiasaan buruk lainnya, suhu transmisi dapat meningkat.
Di sisi lain, ada pihak yang menyatakan bahwa transmisi DCT memang berbeda, bahkan banyak yang menganggap jenis transmisi tersebut sebagai transmisi manual yang diotomatisasi.
Baca Juga: ECU Kia Picanto mudah gosong
Spare Part Pendukung Jadi Faktor
Diambil dari berbagai sumber, Dual Clutch Transmission (DCT) dianggap sebagai jenis transmisi yang menggunakan kopling kering dan berada di luar, bukan di dalam. Meskipun iklim dan cuaca di Indonesia mempengaruhi, namun yang paling utama adalah bagaimana APM menyediakan suku cadang transmisi DCT sebanyak-banyaknya dan mudah diakses, tidak hanya tersedia di bengkel resmi tetapi juga di bengkel umum, sehingga konsumen mudah mendapatkannya dan terjadi persaingan harga.
Kenapa DCT dulu dianggap memiliki banyak masalah? Salah satunya karena ketersediaan suku cadang yang terbatas dan harga yang mahal. Pada dasarnya, tidak ada transmisi yang tidak bisa diperbaiki, namun saat itu harga suku cadangnya sudah melebihi harga psikologis konsumen Indonesia, sehingga dihindari.
Sumber: Berbagai sumber
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.