Connect with us

Hi, what are you looking for?

Berita Otomotif

Alasan VinFast Pakai Baterai Berlangganan Seperti apa

Autos.id – Kalau saja pabrikan asal Vietnam satu ini paling beda. Tentu saja perbedaan ini bisa kita lihat dari bagaimana mereka hadirkan inovasi battery Subscription. Alias, bayar baterai-nya itu sewa atau berlangganan. Definisi ini sendiri memang lahir karena banyak produsen berlomab dengan jarak tempuh atau fitur charging secepat kilat. Namun, alasan VinFast pakai baterai berlangganan menuai pertanyaan. 

Memang secara praktik di negara asalnya, terbukti berhasil dan mereka coba untuk membawa solusi ini ke Indonesia. Tetapi, seberapa menarik untuk konsumen Indonesia terutama yang baru pertama kali membeli mobil listrik dari VinFast tersebut. Bukankah ini lebih terjangkau dan lebih murah? 

Semata bisa memberikan ketenangan pikiran kepada pelanggan soal kesehatan baterai juga?  

 Paradigma Baru Battery Subscription di VinFast

Pertanyaan menarik adalah bagaimana kepemilikan mobil ini sangat tergantung dengan keandalan dan umur kendaraan. Satu sisi, masa kepemilikan juga berpengaruh ke harga jual mobil terutama listrik.

Saking khawatirnya, banyak konsumen bertanya soal kesehatan baterai sampai masa pakai baterai apa cukup sampai 10 tahun lebih. Hal seperti ini membuat semua orang sadar kalau bergantung dengan garansi, otomatis akan lebih sulit bukan untuk menjual kembali.

Karena itulah solusi dari VinFast sendiri hadirkan Battery Subscription membuat pengguna mobil VinFast tidak perlu pusing lagi harus klaim garansi atau cari baterai pengganti.

 “Oleh karena itu, VinFast hadir menawarkan kebijakan penyewaan baterai berbasis langganan atau battery subscription, sebuah potensi baru yang dapat memisahkan komponen battery pack dari harga pembelian mobil.” ujar Tran Quoc Huy, CEO VinFast Indonesia. 

Penawaran memang tergolong unik dan baru, bahkan jadi kontroversi sendiri di kalangan konsumen. Namun, ini adalah jawaban dari sekian masalah yang ada di mobil listrik. “Dengan penawaran ini VinFast berkomitmen untuk mengatasi kekhawatiran yang paling mengganggu pemilik kendaraan listrik, degradasi baterai,” papar Tran Quoc.

Hal ini merupakan salah satu tujuan VinFast sebagai produsen kendaraan listrik terkemuka asal Vietnam, hadir dengan terobosan baru yang dapat mengubah perilaku konsumen agar pengalaman memiliki kendaraan listrik menjadi lebih baik.

Mobil listrik VinFast VF 5. (Sumber; Instagram iims_id)

Baca Juga: Intip Spesifikasi Mobil Listrik VinFast VF 5

Apa Bisa Hilangkan Rasa Khawatir Masalah Baterai Health?

Tentu saja pertanyaan ini bisa saja jadi jawaban menarik. Tapi tunggu dulu, seberapa besar Battery Subscription ini dan apa mungkin akan mengurangi pendapatan dari pemilik mobil listrik? Karena penggunaan berlangganan ini terkadang tidak sejalan dengan kondisi mobil tersebut.

Namun, kalau perhitungan langganan ini lebih murah daripada ganti baterai secara keseluruhan, mungkin saja akan terasa tidak terbebani.

Alasan VinFast Pakai Baterai Berlangganan

Alasan VinFast Pakai Baterai Berlangganan

“VinFast menyadari kekhawatiran konsumen terhadap masa pakai baterai dan ingin membantu adopsi kendaraan listrik secara luas di Indonesia dengan memperkenalkan model penyewaan baterai. Kebijakan penyewaan baterai VinFast yang inovatif menawarkan ketenangan pikiran bagi pemilik kendaraan listrik dengan memastikan baterai mereka tetap dalam kondisi prima.” tukas Huy. 

“Jika kesehatan baterai turun di bawah 70% dari kapasitas aslinya, VinFast akan menggantinya secara gratis. Hal ini menghilangkan kekhawatiran dan potensi biaya tinggi untuk mengganti sendiri baterai yang rusak, pengeluaran yang signifikan pada kepemilikan kendaraan listrik tradisional,”  kata Huy.

 Okelah, kita punya contoh dengan simulasi sebagai berikut. Jika battery subscription sendiri per bulan adalah Rp1,2 Juta untuk jarak tempuh 301 KM dalam sebulan. Kalikan 12 Bulan dan jadilah pengeluarannya adalah Rp14,4 Juta. 

Jika kalikan dengan 10 tahun atau 120 bulan jadi berapa? total-nya jadi 144 Juta dalam kurun waktu 10 tahun. Ini kalau berhitung dengan harga baterai 30 persen dari harga mobil tersebut. mungkin berkisar di angka 100 Jutaan untuk satu baterai saja.

Atau dalam kurun waktu 8 tahun saja, hanya keluarkan uang sebesar Rp115 Juta. Dan ini baru perkiraan saja lho.

Namun, itu semua belum termasuk biaya charging dan lain-lain. Belum termasuk penambahan jarak tempuh apabila butuh mendadak. Karena itu semua bisa saja berbeda satu sama lainnya. Sehingga, bisa kalian pertimbangkan lagi dengan sistem ini apa lebih murah apa lebih mahal?

 

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Baca Juga

error: Content is protected !!