Berkurangnya subsidi untuk kendraan listrik juga diiringi dengan semakin populer dan semakin mudahnya orang-orang dinegara tersebut membeli kendaraan listrik saat ini.
Autos.id – Trend otomotif dengan kendaraan listrik yang saat ini sedang naik daun. Tidak hanya membuat berbagai pabrikan otomotif berlomba-lomba menghadirkan berbagai produk kendaraan listrik, beberapa cara juga dilakukan oleh beberapa negara di dunia yang ingin warganya bisa beralih ke kendaraan listrik. Salah satunya adalah dengan memberikan subsidi untuk kendaraan listrik agar orang-orang mau membelinya.
Namun baru-bari ini, pemerintah Jerman justru ingin mengurangi subsidi untuk pembelian kendaaan listrik karena populasinya yang mulai banyak.
Jumlah EV Yang Banyak
Seperti yang dilansir oleh Reuters pada Rabu (28/7/2022), Kementerian Ekonomo Jerman menyebut bahwa populasi kendaraan listrik di negara tersebut saat ini tergolong sangat banyak. Dengan semakin banyaknya populasi kendaraan listrik serta kemudahan orang-orang Jerman dalam membeli kendaraan listrik, membuat pemerintah Jerman justru mengurangi subsidi bagi kendaraan listrik.
Robert Habeck selaku Menteri EkonomI Jerman menyebutkan bahwa kondisi perekonomian yang semakin baik serta harga kendaraan listrik yang mulai bisa ditekan membuat subsidi tersebut mulai dikurangi. “Dengan kendaraan elektrifikasi yang semakin populer dan semakin mudah untuk dibeli, membuat pemerintah tidak perlu memberikan subsidi yang awalnya bertujuan untuk membuat orang-orang mau beralih ke kendaraan listrik”, ujar Habeck.
Berkaitan dengan pengurangan subsidi tersebut, pemerintah Jerman sudah menyiapkan beberapa strateginya. Untuk kendaraan yang dijual dibawah 40.000 Euro, maka subsidi yang akan didapatkan akan turun menjadi 4.500 Euro di tahun depan dari sebelumnya 6.000 Euro saat ini. Lalu ditahun selanjutnya akan kembali diturunkan menjadi 3.000 Euro.
Selain itu dalam beberapa kendaraan listrik dengan harga diatas 65.000 Euro, pemerintah Jerman tidak akan memberikan subsidi. Berkurangnya subsidi juga bisa dilihat dari penjualan kendaraan listrik yang terus naik setiap tahunnya. Dalam sebuah riset menyebutkan bahwa ditahun 2022 saja sudah terjual 600.000 kendaraan listrik, alias naik 2 kali lipat dari tahun 2021 dengan sekitar 328.000.
Apa yang dilakukan oleh Jerman sendiri berbanding terbalik dengan Thailand. Negara anggota ASEAN ini baru saja menyetujui paket insentif seperti pemotongan pajak dan subsidi untuk setiap pembelian kendaraan listrik. Hal tersebut berkaitan dengan rencana Thailand yang ingin menargetkan 30% penjualan mobil di Thailand berasa dari mobil listrik pada tahun 2030 mendatang.
Dalam mewujudkan target tersebut, pemerintah Thailand memberikan potongan harga hingga 150.00 Baht atau setara Rp 63 jutaan untuk mobil listrik dari harga normalnya. Selain itu pajak mobil listrik akan diturunkan dari sebelumnya 8% menjadi 2% untuk menarik minat masyarakat Thailand beralih ke kendaraan elektrifikasi.
