Saat ini pabrikan mobil di seluruh dunia kekurangan semiconductor chip untuk produksi mobilnya yang menyebabkan keterlambatan mereka mengirim unit kepada konsumen
Jakarta, Autos.id – Mobil-mobil terbaru saat ini sebagian besar menggunakan semiconductor chip guna mendukung teknologi yang dibuat pabrikan mobil di seluruh dunia, khususnya Indonesia. Permintaan chip jauh lebih besar dari suplai yang diberikan, sehingga produksi mobil sedikit terlambat. Salah satunya adalah Honda BR-V Honda Sensing yang harus inden selama 3 bulan karena kurangnya pasokan chip untuk mendukung teknologi Honda Sensing tersebut.
“Suplai chip berkurang hingga menurunnya produksi Honda BR-V yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu 3000 unit sebulan,” jelas Yulian Kartili selaku PR & Digital Manager PT Honda Prospect Motor (HPM) di Jakarta, hari ini (15/2).
Menurut Arfi sapaan akrabnya, semiconductor chip merupakan komponen dasar untuk seluruh fungsi elektronik yang disematkan pada mobil. Chip ini diantaranya berfungsi untuk fitur safety, chassis, infotainment, body dan electronic system and powertrain.
Produksi Honda berkurang karena keterlangkaan chip
Lebih lanjut Arfi menjelaskan, untuk fitur Safety, chip ini berfungsi untuk menjalankan parking assistance dan airbag. Sedangkan untuk chassis, semiconductor berfungsi untuk menjalankan fitur EPS (Electric Powersteering System), ABS (Anti-lock Braking System) dan juga Control Chassis. “Adapun untuk infotainment, chip ini dipasang untuk menjalankan concectivity audio, Electronic instrument cluster dan entertainment,” imbuhnya.
“Sedangkan untuk body, chip akan berfungsi untuk power door, power control dan seat control. Serta electronic system and powertrain, chip untuk melakukan starter, lighting, engine dan juga transmission. Itulah kenapa produksi kami terhambat karena kurangnya pasokan chip ini,” tukas Arfi.
Bukan hanya BR-V, mobil terlaris Honda yaitu Brio juga terkenal imbasnya, pasalnya, mobil yang terbilang laris dipasaran ini harus dikurangi produksinya karena keterlangkaan semiconductor chip. Namun, Arfi menegaskan, kecuali Honda Sensing untuk semua model All New BR-V ready seluruhnya. Baik dari modelnya maupun dari warna konsumen inginkan.
Arfi mengungkapkan, karena keterlangkaan chip, Honda mencatatkan penjualan sebesar 7.727 unit di sepanjang bulan Januari 2022, dengan Honda Brio dan Honda BR-V memberikan kontribusi tertinggi untuk penjualan Honda. Meskipun penjualan di Januari masih terdampak terganggunya pasokan komponen untuk produksi, Honda optimis bahwa trend penjualan akan bergerak positif pada bulan Februari ini.
Penjualan All New BR-V jauh dari yang ditargetkan, karena kekurangan semiconductor chip
Sepanjang bulan Januari 2022, Honda Brio berhasil membukukan total penjualan 3.993 unit, dengan Honda Brio Satya sebesar 3.020 unit dan Honda Brio RS sebesar 973. Sementara itu, All New Honda BR-V yang baru memulai pengiriman kepada konsumen di awal Januari mencatat menyumbangkan penjualan sebanyak 1.504 unit.
“Angka penjualan All New BR-V ini memang jauh dari target kami sebelumnya yaitu 3000 unit perbulannya. Tapi kami optimis, pada bulan Februari dan Maret 2022 mendatang produksi pabrik kami akan kembali normal seiring dengan semakin meningkatnya suplai chip,” pungkas Arfi.
