Panel surya ada di mana-mana belakangan ini, kecuali kendaraan listrik. Sepertinya tidak perlu repot untuk mengisi baterai kendaraan listrik (EV) menggunakan panel surya, namun tidak ada yang melakukannya.
Autos.id – Sekelompok orang Tiongkok tampaknya tidak peduli tentang itu dan mengembangkan kendaraan listrik yang hanya menggunakan energi matahari untuk mengemudi. Tidak ada kendaraan listrik yang memiliki panel surya di atap untuk mengganti muatan yang hilang selama berkendara sehari-hari. Bahkan Tesla, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang solar, tidak berpikir ini adalah solusi yang layak.
Alasannya beragam, tetapi yang paling penting adalah efisiensi energi panel surya saat ini yang relatif rendah. Meskipun mereka dapat memanfaatkan energi yang cukup untuk pembangkit listrik dan masyarakat, panel surya terlalu berat dan rumit untuk dipasang pada kendaraan listrik.
Beberapa produsen mobil seperti Toyota berpikir panel surya masih bisa berguna untuk ventilasi listrik saat diparkir di bawah sinar matahari. Ini juga tidak lepas landas, karena orang-orang tidak mau membayar untuk itu.
Saat ini, beberapa perusahaan sedang mencoba mengintegrasikan tenaga surya dengan baterai untuk menggerakkan kendaraan listrik. Lightyear adalah salah satunya, tetapi mobil bertenaga surya mereka berharga mahal dan memiliki spesifikasi yang menggelikan.
Di Tianjin, Tiongkok, sekelompok orang telah mengembangkan kendaraan bertenaga surya yang lebih masuk akal dengan karakteristik unik. Misalnya, mobil menawarkan tempat duduk untuk empat orang dalam faktor bentuk city car dan mampu mengemudi otonom di “Level 4 dan di atasnya”, seperti yang diungkap CNEVPost.
Area panel surya berukuran 8,1 meter persegi (87,2 kaki persegi), yang memungkinkannya menghasilkan hingga 7,6 kWh pada saat hari yang cerah. Ini mengisi baterai Li-Ion kepadatan tinggi (330 Wh/kg) yang mampu memberi daya pada mobil hingga 75 km (47 mil). Mobil itu dipresentasikan kepada publik selama Konferensi Intelijen Dunia (World Intelligence Conference) baru-baru ini. Ini dikembangkan bersama oleh 42 perusahaan dan tiga universitas hanya dalam waktu lima bulan.
Meskipun bukan kendaraan listrik pertama yang menggunakan tenaga surya, proyek Tianjin memperkenalkan beberapa teknologi dan konsep pintar yang suatu hari nanti dapat diintegrasikan ke dalam kendaraan produksi.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.