Connect with us

Hi, what are you looking for?

Aksesoris

Ban Tanpa Udara Dekati Proses Produksi Dengan Banyak Tantangan

Ban tanpa udara telah dikembangkan untuk kendaraan selama hampir dua dekade.

Autos.id  –  Meski ban tanpa udara telah dipasang pada berbagai peralatan mulai dari gerobak dorong hingga sepeda dan bahkan alat berat, teknologi ini belum digunakan atau menjadi bagian produksi untuk jenis kendaraan seperti mobil. Dengan banyaknya inovasi di dunia otomotif terutama sejak datangnya banyak Kendaraan Listrik, produsen ban, Toyo Tires, sedang mencari cara untuk mendorong teknologi ban tanpa udara (diberi nama “Noair”) untuk memenuhi kebutuhan ban yang lebih efisien untuk kendaraan listrik ini.

Namun, proses produksi tidak semudah yang diperkirakan dengan datangnya beberapa tantangan.

Mengapa Ban Tanpa Udara akan Jadi Inovasi Mustakhir?

Ban yang tidak perlu diisi udara, tidak pernah kempes saat bocor, dan masih dapat dikendarai dengan nyaman dan ditangani semudah ban konvensional pada umumnya tentu adalah bentuk efisiensi tinggi dalam pengembangan kendaraan. Pada dasarnya ban yang tidak memerlukan perawatan akan lebih hemat bahan bakar dan energi.

Produsen ban tanpa udara mengandalkan sisipan busa untuk sepeda dan bahan karet padat untuk peralatan konstruksi berat, sementara ban tanpa udara di industri otomotif menggunakan komposit plastik dan fiberglass untuk membuat struktur pendukung ban untuk mengganti bagian ban yang perlu tekanan udara.  Perubahan material ini tentunya akan mengurangi penggunaan karet pada ban, menurut Toyo Tires.

Dalam aplikasi ke mobil listrik, konsistensi Ban adalah salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan. “Dalam hal efisiensi,” jelas Toyo Tires, “karena baterai digunakan sebagai pengganti mesin, penting untuk memperluas jangkauan jelajah, yang memerlukan pengurangan rolling resistance dari ban.” Departemen Energi AS memperkirakan bahwa 4-11 persen energi yang digunakan dalam kendaraan konvensional digunakan untuk mengatasi hambatan gelinding. Dalam hal mobil listrik, angka itu melonjak hingga 25 persen dan berarti ban tanpa udara akan menjadi komponen penting untuk efisiensi energi pada kendaraan listrik secara maksimum.”

 

Tentu saja, mobil listrik yang memiliki berat lebih tinggi dari ban konvensional akan memberikan tantangan tersendiri bagi pengembangkan ban tanpa udara. “Dengan EV,” jelas Toyo, “mesin diganti dengan motor dan bobot baterai juga ditambahkan, kapasitas dukung beban meningkat. Artinya, perlu meningkatkan daya tahan ban.”

Lebih Ramah Lingkungan

“Dibandingkan dengan ban biasa, ban tanpa udara menggunakan lebih sedikit karet,” kata Toyo Tires, “dan kami merasa bahwa ban tanpa udara memiliki potensi sebagai sebuah inovasi menuju karbon netral.”

Produksi ban mengggunakan termoplastik yang lebih keras dari ban biasa. Selain itu, bahan termoplastik ini merupakan bahan yang dapat didaurulang lebih mudah dari plastik biasa, sehingga akan lebih ramah linggkungan. Namun, tantangan dalam penggunaan termoplastik adalah perlunya investasi besar untuk mesin tambahan dalam produksi suku cadang ban tersebut. Toyo sudah mempertimbangkan hal ini dan sedang mencari cara untuk membuat proses otomatis terbaik yang sesuai dengan apa yang telah mereka kembangkan di laboratorium mereka.

Blokade Pemerintah

 

Saat produksi ban tanpa udara dimulai oleh Toyo Tires, pasar pertama yang dituju adalah Jepang dan hanya ditujukan untuk mobil listrik kecil sebelum memperluas ke pasar global. Namun, di Jepang ada masalah tersendiri di luar faktor produksi. Menurut kantor berita Nikkei Asia, “Standar keselamatan Jepang didasarkan pada ban konvensional dan tidak mengizinkan ban tanpa udara di jalan umum.” Karena itu, Toyo awalnya bertujuan untuk menjual ban tanpa udara untuk mobil golf dan kendaraan lain yang digunakan pada properti pribadi di Jepang.

Sampai standar keselamatan itu diubah, ban tanpa udara tidak dapat digunakan di jalan umum di Jepang dan dengan begitu berpotensi proses produksi ban tersebut akan semakin lama. Namun, mudah-mudahan Jepang yang sedang mendorong produksi mobil listrik di negaranya, dapat mengubah peraturan mereka jika tidak ingin ketinggalan dalam hal teknologi inovatif ini.

Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

error: Content is protected !!