Sempat mengalami trauma pasca kecelakaan, tidak membuat Chandra Kurniawan patah semangat tampil di lintasan balap
Jakarta, Autos.id – Tidak selalu kegiatan seperti night race atau balap malam berujung petaka, karena penglihatan di depan mata sedikit gelap dibandingkan dengan balapan di siang hari. Namun lain halnya yang dialami oleh pebalap Chandra Kurniawan, Pengusaha muda yang sebelumnya gemar memacu kecepatan di jalan raya ini akhirnya terjun ke dunia balap resmi, dan tidak tanggung tanggung ia berhasil meraup dua podium juara pada 2 kelas yang diikutinya. “Walaupun pada race kemarin persiapan saya belum maksimal, tapi karena ini memang adalah hobi, dan saya menjalaninya dengan fun, akhirnya berhasil mendapatkan podium,” demikian diungkapkan pria yang akrab disapa Charock tersebut saat ditemui di kediamannya, di Jakarta, hari ini (Rabu, 2/9).
Chandra mengaku, baru pertama kali terjun di ajang balap mobil touring terbesar di Indonesia yang bertajuk Indonesian Sentul Series of Motorsport (ISSOM) 2020.
Meski demikian ia berhasil meraih Podium Juara 3 pada Sentul Brio Race Kelas Rookie, dan Podium Juara 4 pada ITCR 1200 kelas Promotion menggunakan Brio tunggangannya yang kerap dipanggil Pikachu Project oleh rekan rekannya.
Menariknya, Chandra juga mengaku bahwa dirinya turun pada seri kali ini tanpa persiapan sama sekali, karena awalnya ia tidak berencana untuk mengikuti balap resmi, namun hanya ikut latihan resmi di Sirkuit Sentul sekaligus mencoba mobilnya yang baru saja diperbaiki pasca tabrakan beberapa waktu sebelumnya, namun tiba tiba ia mendadak dibuatkan Kartu Izin Start (KIS) oleh Rendy, yang merupakan rekan satu komunitas otomotif.
Tak hanya berhenti disitu, rupanya Chandra juga didaftarkan untuk mengikuti race pada keesokan harinya. “Hal tersebut yang membuat saya sangat gugup menjelang balapan, karena betul betul sangat kurang persiapan, baik dari segi mobil, fisik, maupun mental saya, belum lagi masih ada rasa trauma karena sebelumnya sempat mengalami kecelakaan saat latihan,” imbuh pria yang juga memiliki hobi travelling ini.
Namun rupanya meskipun memulai qualifikasi dengan posisi buncit karena kegugupannya dan belum beradaptasi dengan mobil, pada hari balapan jiwa mantan pembalap jalanan ini akhirnya keluar, dan ia menjalaninya dengan tanpa beban dan fun, yang akhirnya mengantarkan dirinya menaiki podium juara.
“Banyak hal yang saya dapatkan disini, mulai dari kebersamaan, belajar bagaimana harus konsisten di setiap putarannya, mengatur strategi, mengatur racing line, persiapan mobil hingga persiapan fisik sebelum balapan, hal ini yang tidak didapatkan di jalanan, biasanya kalo di jalan sih gampang, tinggal gas aja, sedangkan disini harus sungguh sungguh latihan jika ingin meraih hasil maksimal,” ungkap pria yang aktif di komunitas M Owners Club Indonesia dan Porsche Club Indonesia ini.
Kedepanny,a ia bertekad akan lebih serius mempersiapkan fisik dirinya dan kendaraan tunggangannya, karena menurutnya dua hal itu yang membuatnya kurang mendapatkan hasil maksimal pada race kemarin. Terkait dengan target, ia menyebutkan bahwa untuk tahun ini dirinya belum menargetkan apa apa.
“Dari awal saya bangun mobil balap PIKACHU Project ini memang bukan utk mengejar prestasi melainkan menjalin silaturahmi dengan teman-teman komunitas dan insan otomotif di nusantara, karena balapan resmi bukan hanya bisa menyalurkan hobby dan passion saya, namun bisa banyak belajar dan menambah wawasan, pertemanan serta mengajarkan saya mengatur strategi, memiliki konsistensi serta melatih fokus saya dalam mencapai tujuan,” tutupnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.