Last updated on 27 Desember, 2021
Setelah hampir setahun penjualan otomotif turun drastic, kini perlahan-lahan industry otomotif Indonesia mulai bangkit kembali
Jakarta, Autos.id – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal tahun 2020 lalu berdampak besar bagi semua industry di Indonesia, terutama ektor otomotif. Terlebih lagi pada bulan April, Mei dan Juni 2020 penjualan mobil mulai mengalami penurunan drastis karena adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berlanjut ke PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hampir di seluruh Indonesia.
Dan pada bulan Juli 2020 penjualan mobil perlahan-lahan mulai beranjak naik, meskipun jauh dari dari penjualan normal industri otomotif.
Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo menjelaskan, sebelumnya, dengan kehadiran mobil LCGC (Low Cost Green Cost) ini, penjualan mobil di Indonesia sudah tembus 1 junit unit. “Namun, sejak pandemi tahun 2020 industry otomotif yang paling besar terkena dampaknya. Menyebabkan penjualan mobil turun drastis di kisaran 500 ribuan unit. Industri otomotif sangat terpukul berat dengan adanya pandemi,“ tukasnya kepada media saat acara Ngovsan Forwot – Zurich Indonesia baru-baru ini.
Terlebih lagi, lanjut Kukuh, penyebab melonjaknya industry otomotif karena kebijakan dari pemerintah yang memberikan insentif PPnBM Ditanggung Pemerintah (PPnBM DPT) mulai dari Maret 2021 dan ternyata cukup manjur untuk membangkitkan kembali Industri otomotif Indonesia. “Karena itu, kami semua mengucapkan terima masih kepada pemerintah yang memberikan insentif menarik sehingga bisa membangkitkan kembali industry otomotif,” imbuhnya.
Tak hanya itu saja, Zurich Asuransi Indonesia juga turut berperan serta membangkitkan industry otomotif di Indonesia. Meskipun sebelumnya Zurich merupakan bagian dari Adira Insurance, namun pada tanggal 27 November 2019 Zurich mengakuisisi Adira Insurance yang sudah disetujui oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Dan pergantian resminya, dalam artian sudah berdiri sendiri baru terlaksana tanggal 1 November 2021 lalu.
Wayan Pariama, Direktur Zurich Asuransi Indonesia mengungkapkan, Zurich Asuransi sebelumnya lebih banyak nasabahnya untuk asuransi jiwa. Namun kini Zurich juga memberikan perlindungan asuransi kendaraan dan juga asuransi jiwa. “Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pada kuartal III/2021, asuransi kendaraan bermotor tetap menjadi salah satu penopang utama kinerja asuransi umum dengan kontribusi sebesar 20,3%,” imbuhnya.
Wayan melanjutkan, di Zurich sendiri juga mencatat kinerja positif serupa pada produk asuransi kendaraan. Terlebih lagi industry otomotif di Indonesia mulai bangkit kembali pasca pandemi sejak awal tahun 2020. “Kami optimis portofolio asuransi kendaraan kami akan terus bertumbuh di 2022,” harapnya.
Wayan menjelaskan, pada dasarnya, setiap mobil itu ada resikonya, apakah itu mengalami kecelakaan, bencana alam ataupun pencurian, karena itu ada org ketiga yg akan mendapatkan kerugian. Dari sinilah peran Zurich membantu konsumen Indonesia untuk memberikan rasa aman saat memiliki kendaraan dan juga dirinya sendiri.
“Dalam menawarkan Asuransi Zurich, kita selalu menanyakan apa saja yang mereka perlukan untuk mengasuransikan kendaraan dan dirinya. Dan nasabah kini lebih mudah dalam mengklaim asuransinya cukup dengan mobile saja tanpa harus datang ke kantor,” tukasnya.
Wayan optimis, asuransi kendaraan diperkirakan masih akan tetap menjadi produk terdepan asuransi umum pada 2022. “Guna memaksimalkan peluang ini, Zurich akan terus konsisten menerapkan customer-centric strategy atau strategi yang menempatkan nasabah sebagai fokus utama kami,” pungkasnya.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.