Perubahan teknologi mobil dan cara pemasaran membuat produsen harus lebih pandai berinvestasi, untuk mendapatkan hasil maksimal dalam bisnisnya.
Jakarta, Autos.id – Indonesia merupakan pasar potensial untuk otomotif. Hal ini yang membuat banyak brand masuk ke Indonesia. Meski demikian tak dapat dipungkiri bahwa 2 tahun belakangan pasar otomotif khususnya mobil mengalami peningkatan yang tipis.
Hal ini diungkap Roland Berger dan Lazard dari Global Automotive Supplier Study 2018, yang merekam bahwa walaupun industri pemasok otomotif global terus berkembang di tahun 2017, namun terjasi distrupsi yang disebabkan oleh empat megatrend.
Faktor-faktor yang mengganggu pasar mobil diantaranya ; Pertama, model usaha mobilitas yang baru (seperti ride hailing dan ride sharing) akan mengganggu perusahaan kepemilikan mobil, mobilitas pribadi dan logistik barang.
Kedua, Batas waktu untuk kendaraan autonomous level 4/5 terus meningkat seiring dengan keberadaan kebutuhan ekonomi, peraturan dan teknologi. Ketiga, dalam digitalisasi, kecerdasan buatan (artificial intelligence) menawarkan berbagai kemungkinan yang hampir tak terbatas, sementara keberadaan teknologi berbasis layanan konektivitas telah mencapai titik penggunaan yang biasa saja.
“Untuk mengantisipasi hal tersebut, Roland Berger dan Lazard telah mengidentifikasi sejumlah elemen yang dapat dipertimbangkan oleh para pemasok pada saat melakukan perubahan model bisnis mereka untuk menangkap peluang pertumbuhan di masa depan”
Sementara yang keempat, momentum untuk elektrifikasi sedang dibangun oleh para regulator dan OEM, dan kemajuan teknologi yang semakin meningkat. Keempat hal ini kemungkinan masih akan mempengaruhi pasar indonesia 2018 mendatang.
Di tahun 2017, industri pemasok global diperkirakan memperoleh kenaikan pendapatan sekitar 3 persen dibandingkan tahun 2016, serta dapat mempertahankan tingkat profit abilitas denga nmarjin EBIT rata-rata sekitar 7,3 persen. Sementara volume telah mencapai tingkat rekor, pertumbuhan global akan melambat di beberapa daerah, dengan produksi kendaraan ringan di Amerika Utara diperkirakan menyusut 3 persen menjadi 17,4 juta unit pada 2017.
“Secara umum, sentimen positif tercermin dalam tingkat penilaian pemasok yang masih dapat diperdagangkan di atas rata-rata jangka panjang mereka,” kata Christof Söndermann, Direktur di Lazard. Namun empat mega trend di industri otomotif menyebabkan distrupsi di semua domain pemasok.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Roland Berger dan Lazard telah mengidentifikasi sejumlah elemen yang dapat dipertimbangkan oleh para pemasok pada saat melakukan perubahan model bisnis mereka untuk menangkap peluang pertumbuhan di masa depan.
Namun masa transisi yang ditandai oleh tingkat ketidakpastian yang tinggi. Pemasok otomotif perlu mempersiapkan lima perubahan yang muncul yakni perlambatan pertumbuhan, perubahan teknologi yang cepat, perangkat lunak sebagai pembeda utama, komodifikasi perangkat keras, dan tekanan pada valuasi untuk pemasok komoditi.
“Pergeseran teknologi mengharuskan pemasok untuk berinvestasi secara substansial baik terhadap teknologi lama maupun baru secara bersamaan karena keuntungan dari investasi teknologi baru tidak menentu,” kata Martin Tonko, Presiden Direktur Roland Berger di Indonesia.
Dengan demikian tingkat margin dan valuasi di bidang komoditi akan ditekan, namun pada saat yang sama, elektrifikasi dan digitalisasi menjadi pilihan monetisasi yang baru termasuk di Indonesia, yangmana, pemasok otomotif harus berinvestasi lebih banyak dari pada di Asia Tenggara, karena mereka mulai dari teknologi yang lebih rendah dan harus mengikuti pesaing eksternal.
Karya yang dimuat ini adalah tanggungjawab penulis seperti tertera, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi autos.id.